Pekerjaan Kolom
Kolom
adalah struktur yang merupakan penyangga atau pilar yang akan menyalurkan beban
atau gaya vertikal dan lateral ke pondasi. Konstruksi kekakuan kolom akan
menentukan besarnya gaya lateral yang yang akan di pikul kolom tersebut. Prosedur pelaksanaan pekerjaan kolom dalam proyek ini secara
keseluruhan sama, meskipun dimensi dan jumlah tulangan pada masing-masing tipe
kolom berbeda-beda. Langkah
teknis pada pekerjaan kolom adalah sebagai berikut:
a. Pekerjaan
Pengukuran Marking.
Pekerjaan Marking
merupakan pekerjaan penentuan titik-titik as kolom yang diperoleh dari hasil
pengukuran dan pematokan di lapangan. Penentuan as kolom ini dilakukan dengan
menggunakan alat theodolite. Untuk pengukuran di perlukan juru ukur (surveyor) yang berpengalaman. Pekerjaan ini bertujuan untuk menentukan posisi kolom
agar sesuai dengan gambar dan agar kolom
tetap lurus dari lantai pertama sampai lantai terakhir.
b. Pekerjaan
Penulangan
Pada penulangan utama
kolom digunakan kolom tipe K1 dengan
mutu beton K300 untuk kolom persegi (600 cm x 600 cm), sengkang D10-125
(Tumpuan) & D10-250 (Lapangan), panjang overlap sebesar 1,3Ld. Pekerjaan pemasangan pembesian kolom pada lantai pertama dipasang dengan
menghubungkan pada pondasi sedangkan untuk lantai diatasnya disambungkan dengan
besi kolom dibawahnya. Tulangan
kolom dikerjakan pada workshop pembesian (tulangan kolom pre-cast) lalu
diangkat dengan mengunakan tower crane dan kemudian dipasang.Langkah – langkah
dalam pekerjaan penulangan kolom adlah sebagai berikut :
1. Pengukuran
serta pemotongan tulangan utama dan sengkang
berdasarkan perencanaan
2. Merakit
tulangan utama dan sengkang kolom. Sebelum pemasangan sengkang terlebih dahulu
dibuat tanda pada tulangan utama .
3. Setelah
sengkang dipasang, setiap pertemuan antara tulangan utama dan sengkang diikat
oleh kawat dengan sistem silang.
4. Tulangan
yang telah selesai dirakit, untuk besi
diangkut dengan menggunakan Tower Crane ke lokasi yang akan dipasang.
5. Setelah
besi terpasang pada posisinya dan cukup kaku, lalu dipasang beton deking sesuai
ketentuan. Beton deking ini berfungsi sebagai selimut beton.
c. Pekerjaan
Bekisting
Bekisting kolom adalah
alat bantu sementara yang berfungsi untuk membentuk beton pada saat pengecoran
kolom dilaksanakan, sehingga diperoleh bentuk beton sesuai dengan perencanaan.
Pekerjaan pemasangan bekisting dilakukan setelah pembesian dilaksanakan dan beton decking
telah dipasang. Beton decking dipasang dengan mengebor pelat lantai dan
kemudian dipasang potongan besi pada lubang bor tersebut. Sepatu kolom berguna
untuk menahan bekisting kolom agar tetap sesuai dengan marking kolom. Sama
halnya dengan pembesian kolom, bekisting juga sudah dirangkai ditempat
fabrikasi bekisting. Bekisting yang digunakan juga semi sistem dimana bekisting
ini menggunakan besi dan juga triplek polyfilm. Dengan sistem ini maka
pekerjaan bekisting dapat lebih cepat serta efisien karena tidak perlu merakit
bekisting tiap saat. Adapun langkah – langkah yang dilakukan dalam pekerjaan bekisting kolom adalah
sebagai berikut :
1. Bersihkan
area kolom dan marking posisi bekisting kolom.
2. Pasang
beton decking pada tulangan utama atau tulangan sengkang.
3. Bekisting
yang digunakan merupakan bekisting yang sudah dirangkai ditempat fabrikasi
bekisting.
4. Bekisting
yang sudah dirangkai diangkut dengan tower crane dan ditempatkan pada tulangan
kolom yang akan dicor
5. Setelah
bekisting terpasang pada tulangan kolom , bekisting dikunci dengan sabuk
pengunci .
6. Untuk
menjaga ketegakan dan kelurusan pada bekisting maka digunakan unting–unting.
7. Setelah
bekisting dirasa tegak dan lurus maka pengecoran dapat dilakukan.
d. Pekerjaan
Pengecoran
Pengecoran dilakukan
dengan bucket cor dan pipa tremi yang diangkat oleh tower crane . Beton
harus dituang sedekat-dekatnya dengan tujuan akhir untuk mencegah terjadinya
pemisahan bahan-bahan akibat pemindahan adukan di dalam cetakan. Tinggi jatuh
beton maksimum adalah adalah 1,5 m. Penuangan beton dengan
tinggi jatuh beton melebihi 1,5 m akan menyebabkan bahan-bahan yang lebih berat
akan jatuh terlebih dahulu sehingga terjadi pemisahan agregat pada beton
(segregasi) dan akan sangat mempengaruhi kualitas beton. Pemadatan
tiap layer dengan menggunakan concrete vibrator (jarum penggetar). Pemadatan
dilakukan untuk mengeluarkan gelembung-gelembung udara yang terjebak didalam
adukan semen yang timbul pada saat penuangan beton. Langkah – langkah dalam
pekerjaan pengecoran kolom :
1. Sebelum
dilaksanakan pengecoran, kolom yang akan dicor harus di lakukan pengecekan.
Pengecekan yang dilakukan adalah tulangan dan kondisi bekisting agar tidak
membahayakan konstruksi dan menghindari kerusakan beton.
2. Setelah
pengecekan selesai . Pengecoran dilakukan dengan menggunakan
bucket cor yang dihubungkan dengan pipa tremi dengan kapasitas bucket sampai
0,9m3 . Bucket tersebut diangkut dengan menggunakan tower crane
untuk memudahkan pengerjaan.
3. Penuangan
beton dilakukan secara bertahap, hal ini dilakukan untuk menghindari terjadinya
segregasi yaitu pemisahan agregat yang dapat mengurangi mutu beton.
4. Beton
yang dituangkan tidak sepenuhnya, melainkan hanya 3/4 dari
tinggi kolom.
5. Selama
proses pengecoran berlangsung, pemadatan beton menggunakan vibrator. Hal
tersebut dilakukan untuk menghilangkan rongga-rongga udara serta untuk mencapai
pemadatan yang maksimal.
e. Pekerjaan
Pembongkaran Bekisting
Pembongkaran bekisting
kolom dilakukan sehari setelah pengecoran. Kondisi paling ekstrim adalah 8 jam
setelah pengecoran. Diasumsikan bahwa beton telah mengeras dan semen telah
mencapai waktu ikat awal.Pembongkaran bekisting harus mendapat ijin terlebih
dahulu dari pengawas proyek dan pada saat proses pelepasan dilakukan dengan
hati – hati untuk menghindarkan kolom dari kerusakan.Bekisting yang telah
dilepas tersebut diangkat dengan bantuan tower crane dan dibersihkan bagian
permukaan dalamnya serta diolesi pelumas untuk kemudian dipasang pada kolom
berikutnya. Adapun langkah langkah pelepasan bekisting adalah :
1. Menyiapakan
peralatan yang akan digunakan untuk pembongkaran bekisting.
2. Membongkar
clemp yang terpasang pada sabuk pengikat.
3. Bongkar
bagian–bagian bekisting dengan hati – hati agar tidak merusak kolom dan tidak
merusak bekisting sehingga bekisting dapat digunakan lagi.
4. Angkut
bekisting dengan tower crane kedaerah yang terlindungi.
5. Mengecek
hasil cor kolom. Jika ditemukan hasil kurang bagus maka dilakukan perbaikan
sesuai dengan kerusakan yang terjadi.